Kontras.id, (Gorontalo) – Gelombang kemarahan dan kecaman keras datang dari Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Sulawesi Utara-Gorontalo (SULUTGO) atas insiden keji yang menimpa tiga kader HMI di Kalimantan Utara.
Peristiwa memilukan terjadi pada Kamis, 17 Juli 2025, di depan Mapolda Kalimantan Utara. Aksi damai mahasiswa yang seharusnya menjadi ruang menyampaikan aspirasi berubah menjadi tragedi kemanusiaan.
Tiga kader HMI dilaporkan mengalami luka bakar serius setelah diduga disiram bensin dan dibakar oleh oknum aparat di tengah demonstrasi.
Ketua Bidang Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Badko HMI Sulutgo, Harun Alulu, dalam pernyataan resminya menyampaikan kemarahan mendalam serta kutukan keras terhadap aksi yang dinilainya sebagai bentuk pembunuhan terang-terangan oleh negara terhadap rakyatnya sendiri.
“Ini bukan kekeliruan prosedural. Ini pembunuhan terang-terangan oleh negara terhadap rakyatnya sendiri. HMI tidak akan tinggal diam. Kami akan melawan,” tegas Harun Alulu kepada Kontras.id, Sabtu 19/07/2025.
Ia juga menyoroti ironi peristiwa ini yang terjadi di bulan peringatan Hari Bhayangkara.
“Jika ini bentuk pengabdian, maka pengabdian macam apa yang sedang dirayakan? Membakar rakyat? Membungkam kritik dengan bensin dan api?” ujar Harun.
Harun mengatakan bahwa Badko HMI Sulutgo menyatakan lima sikap tegas, antara lain mengutuk keras tindakan brutal aparat Polda Kaltara sebagai kejahatan kemanusiaan, menuntut Kapolda Kalimantan Utara untuk mundur dan diproses hukum bersama jajaran yang terlibat.
Mendesak Komnas HAM dan LPSK untuk segera turun tangan melakukan penyelidikan independen, mendesak DPR RI Komisi III membentuk Tim Pencari Fakta Nasional, dan terakhir menyatakan bahwa tragedi ini merupakan ancaman serius bagi demokrasi dan kebebasan sipil di Indonesia.
HMI menyatakan tidak akan mundur. Tragedi ini menjadi titik balik perlawanan terhadap arogansi kekuasaan dan penyalahgunaan wewenang oleh aparat negara.
“Jika hukum dibungkam, maka perlawanan adalah keniscayaan. Jika keadilan dibunuh, negara sedang menggali kuburnya sendiri,” tandas Harun.
Sebelumbnya, tiga kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tanjung Selor mengalami luka bakar serius setelah diduga disiram bensin oleh aparat kepolisian saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Markas Kepolisian Daerah Kalimantan Utara (Polda Kaltara) pada Kamis, 17 Juli 2025.