Kontras.id, (Gorontalo) – Aktivis mahasiswa Gorontalo yang juga menjabat sebagai Koordinator BEM Nusantara, Harun Alulu diduga menjadi korban penganiayaan oleh orang tak dikenal (OTK).
Peristiwa tersebut terjadi tak lama setelah ia memimpin aksi unjuk rasa di depan Polda Gorontalo yang menyoroti isu tambang di Kabupaten Pohuwato.
Dalam pernyataannya, Harun mengaku tidak memiliki konflik pribadi dengan siapa pun. Ia menduga kekerasan tersebut berkaitan erat dengan kiprahnya dalam advokasi yang sedang berjalan.
“Saya tidak ada masalah dengan siapapun secara pribadi, tapi minggu kemarin kami baru selesai melaksanakan aksi di Polda Gorontalo terkait tambang Pohuwato,” ungkap Harun, Selasa 13/05/2025.
Baca Juga: Koordinator BEM Nusantara Gorontalo Diserang 4 Orang Tak Dikenal, Upaya Pembungkaman Kritik?
Harun juga menekankan bahwa dirinya tidak ingin berspekulasi mengenai pelaku atau dalang di balik kejadian ini. Meski begitu, ia menilai peristiwa tersebut merupakan bentuk nyata tekanan terhadap gerakan mahasiswa.
“Jujur saya tidak menuduh siapapun, tapi selama ini saya tidak memiliki masalah kecuali terkait persoalan advokasi yang kami lakukan,” tegas Harun.
Harun mendorong pihak kepolisian agar segera menindaklanjuti kasus ini secara serius. Harun menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Kapolda Gorontalo yang membentuk Tim Satgas Anti-Premanisme, dan berharap tim tersebut dapat bekerja secara efektif dalam mengatasi intimidasi terhadap aktivis.
“Saya berharap pihak kepolisian dapat mengusut persoalan ini. Bahkan ini menjadi tantangan bagi Kapolda setelah membentuk Tim Satgas Anti-Premanisme,” tandas Harun.
Baca Juga: Koordinator BEM Nusantara Gorontalo Dianiaya OTK Berkostum Ninja
Sebagai informasi, Harun dikenal aktif menyuarakan isu lingkungan dan pertambangan, khususnya yang berkaitan dengan wilayah Pohuwato di Gorontalo. Aktivitasnya tersebut kerap membawa suara kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat.