Example floating
Example floating
Daerah

Dewan Adat Gorontalo Peringati Satu Dasawarsa Pembentukan Duango Adati Lo Hulondalo

×

Dewan Adat Gorontalo Peringati Satu Dasawarsa Pembentukan Duango Adati Lo Hulondalo

Sebarkan artikel ini
Duango Adati Lo Hulondalo
Suasana pelaksanaan satu dasawarsa Duango Adati Lo Hulondalo,(Foto Thoger/Kontras.id).

Kontras.id, (Gorontalo) – Dewan Adat Gorontalo memperingati satu dasawarsa (10 Tahun) terbentuknya Duango Adati Lo Hulondalo (Dewan Adat Gorontalo), Minggu 05/03/2023.

Kegiatan yang digelar di Gedung Yiladia Dulohupa Lo Ulipu Kota Gorontalo ini turut dihadiri Penjabat Gubernur (Penjagub) Gorontalo yang diwakili, Walikota Gorontalo, Bupati Bone Bolango, Bupati Gorontalo diwakili Sekertaris Daerah (Sekda), Bupati Gorontalo, Boalemo dan Pohuwato yang diwakili.

Tak hanya pejabat, ribuan pemangku adat baik dari desa atau kelurahan maupun kabupaten dan kota se-Provinsi Gorontalo turut hadir pada satu dasawarsa Duango Adati Lo Hulondalo tersebut.

Ketua Dewan Adat Gorontalo, Karim Pateda pada sambutannya menyampaikan, Duango Adati Lo Hulondalo lahir pada 12 Syaban 1434 Hijriah hingga 12 Syaban 1444 Hijriah. Secara de jure dan de facto, kata Karim, Duango Adati Lo Hulondalo sudah satu dasawarsa.

“Secara historis, Duango Adati Lo Hulondalo telah dikaji dan dibahas dengan mengacu pada seminar-seminar sebelumnya sehingga pada tahun 2005 telah dibentuk dan ditetapkan badan pekerja sementara (BPS) yang berjumlah 11 orang yang merintis hingga terbentuknya Duango Adati,” jelas Karim.

Karim menegaskan, BPS telah bekerja sesuai amanah seminar yang kemudian dituangkan dalam lima buah surat keputusan. Dari hasil kerja tersebut, secara maraton disosialisasikan ke seluruh kabupaten kota se-Provinsi Gorontalo dan mendapat apresiasi dan tanggapan positif dari pemerintah daerah, tokoh-tokoh masyarakat dan terlebih khusus para pemangku adat Buatula Towulongo.

“Komposisi Duango Adati Lo Hulondalo tertuang dalam surat keputusan tertanggal 21 Januari 2005. Sebelum pengukuhan, BPS berkunjung kepada para Tauwa Pobonela (pemimpin daerah) untuk menampung fatwa dan tahuda. Namun salah persepsi salah seorang Tauwa, sehingga niat pengukuhan Duango Adati Lo Hulondalo tertunda kurang lebih tujuh tahun,” ungkap Karim.

“Pada 6 Oktober 2011 para pemerhati adat Gorontalo, bapak Abdullah Tauhid Gobel didampingi Mohamad Pakaya dan Rivai Humumggio melakukan silaturahmi dengan anggota BPS untuk membahas lanjutan pembentukan Duango Adati Lo Hulondalo. Hasil pertemuan tersebut, disepakati pelaksanaan musyawarah Dulohupa bertempat di rumah adat keluarga Gobel,” sambung Karim.

Karim mengatakan, dalam musyawarah tersebut banyak hal yang dibicarakan antara lain mengaktifkan kembali Tim BPS, merestrukturisasi anggota organisasi , mempersiapkan deklarasi dan pengukuhan Lembaga Adat Duango Adati Lo Hulondalo.

“Kami Tim BPS berupaya bekerja dengan tekun untuk menindaklanjuti tiga hal di atas. Dengan bimbingan dan petunjuk bapak Abdullah Tauhid Gobel, dilaksanakan deklarasi Duango Adati Lo Hulondalo dan pada tanggal 4 Juli 2012 yang dihadiri oleh seluruh kalangan, baik pejabat dan tokoh-tokoh pemangku adat se-Provinsi Gorontalo,” ucap Karim.

“Setelah deklarasi, Tim BPS secara maraton mempersiapkan pengukuhan yang disepakati dilaksanakan pada hari Jumat 12 Syaban 1434 H. bertepatan dengan 21 Juli 2013 bertempat di Yiladia Dulohupa Lo Ulipu Gorontalo,” terang Karim .

Karim menuturkan, dipilihnya 12 Syaban sebagai hari pengukuhan Duango Adati Lo Hulondalo karena para tokoh adat mengacu dan mengikuti jejak perjanjian antara Jogugu Popa dan Raja Eyato yang menyatukan Pohalaa-Pohalaa di Gorontalo pada Tahun 1084 H.

“Lahirnya lembaga adat Duango Adati Lo Hulondalo tidak terbentuk begitu saja, sehingga orang yang ingin masuk di dalamnya harus melalui prosedural. Sejak dikukuhkan tanggal 12 Syaban 1434 H. hari ini, maka genap lah satu dasawarsa,” tutur Karim.

“Saya perlu tegaskan bahwa Duango Adati Lo Hulondalo tidak ada yang bisa mengacak-acak. Kalau hanya dewan adat, maka itu hanya biasa saja karena secara umum,” tutup Karim.

Sementara, Walikota Gorontalo, Marten Taha memberikan apresiasi atas terselenggaranya Satu Dasawarsa Duango Adati Lo Hulondalo. Kata Marten, apa yang dilakukan oleh tokoh-tokoh adat tersebut tujuannya untuk melestarikan adat-adat yang ada di Gorontalo.

Duango Adati Lo Hulondalo memeng baru 10 tahun terbentuk, tapi apa yang dilakukan ini adalah untuk mewujudkan masyarakat beradab sehingga kita perlu melestarikan adat. Saya sebagai pimpinan daerah tingkat Kota, mengapresiasi kegiatan ini,” tandas Marten.

Penulis Thoger
Share :  
Example 120x600