Kontras.id, (Bolmut) – Wakil Bupati (Wabup) Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Moh. Aditya Pontoh, S.IP, memimpin rapat evaluasi semester pertama Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S Bolmut). Rapat ini digelar di ruang Dinas PPKBPPPA, Selasa 16/09/2025.
Dalam arahannya, Aditya yang juga menjabat Ketua TP3S Bolmut menyampaikan apresiasi kepada seluruh perangkat daerah, tenaga kesehatan, pemerintah desa, kader pembangunan manusia, serta mitra kerja yang telah berkontribusi dalam program percepatan penurunan stunting di stunting di Boltara.
“Upaya bersama ini sudah terlihat melalui penguatan data stunting di Boltara, data keluarga berisiko, hingga intervensi nyata di lapangan. Semua pihak sudah bergerak dengan langkah-langkah konkret,” ujar Aditya.
Dalam evaluasi itu, Aditya menegaskan kembali pentingnya sinkronisasi data stunting di Bolmut antar-organisasi perangkat daerah (OPD). Menurutnya, tanpa data yang valid, kebijakan yang diambil bisa meleset dari sasaran.
Dengan data yang akurat, intervensi yang dilakukan akan lebih efektif, tepat sasaran, dan benar-benar menyentuh kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.
“Kita ingin angka prevalensi penurunan stunting di stunting di Boltara bisa diukur jelas dan jadi dasar perumusan kebijakan,” ucap Aditya.
Selain soal data, Aditya menekankan pentingnya keterlibatan langsung di lapangan. Menurutnya, kondisi riil masyarakat tidak bisa hanya dilihat dari laporan, tetapi harus dipantau secara nyata.
“Dengan turun langsung, kita tahu persoalan apa yang dihadapi masyarakat. Dari situ, kita bisa memastikan program penurunan stunting di stunting di Bolmut benar-benar memberi manfaat,” jelas Aditya.
Program percepatan penurunan stunting di stunting di Bolmut bukan hanya tanggung jawab satu instansi. Pemerintah daerah menggandeng seluruh pihak, mulai dari tenaga kesehatan, pemerintah desa, kader pembangunan manusia, hingga mitra non-pemerintah.
Langkah kolaboratif itu dianggap sebagai strategi utama untuk mencegah lahirnya generasi gagal tumbuh di masa depan. Evaluasi semester pertama ini sekaligus menjadi momentum memperkuat sinergi antar-sektor dalam TP3S Bolmut.
Seperti diketahui, stunting masih menjadi salah satu isu kesehatan terbesar di Indonesia. Pemerintah pusat menargetkan prevalensi penurunan stunting turun hingga 14 persen pada 2024.
Di tingkat daerah, termasuk stunting di Bolmut, target itu diterjemahkan melalui kerja nyata di lapangan. Upaya ini mencakup pemberian makanan tambahan, edukasi gizi seimbang, pendampingan keluarga berisiko, serta pemantauan tumbuh kembang anak.
Rapat evaluasi yang dipimpin langsung Aditya ini turut dihadiri pimpinan OPD terkait, para camat, kepala Puskesmas, sangadi (kepala desa), hingga kader-kader yang terlibat aktif dalam percepatan penurunan stunting.
“Anak-anak kita hari ini adalah penentu masa depan daerah. Menurunkan stunting di Bolmut berarti menyiapkan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan produktif,” tandas Aditya.














