Kontras.id, (Gorontalo) – Aktivis Gorontalo, Rifky Gobel melontarkan kritik pedas terhadap kepolisian daerah (Polda) Gorontalo, khususnya kepada Kapolda Irjen Pol R. Eko Prasetyo, terkait makin maraknya aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah tersebut.
Rifky menyebut bahwa ada dugaan pembiaran sistematis terhadap praktik yang telah merusak lingkungan dan melanggar hukum itu.
“Ini bukan lagi soal lemahnya pengawasan, tapi soal keberpihakan. Tapi kalau aparat tak mampu menindak, atau malah membiarkan, maka publik bisa menduga ada sesuatu yang tak beres di balik diamnya institusi penegak hukum,” tegas Rifky kepada wartawan, Selasa 03/06/2025.
Menurut Rifky, aktivitas PETI kini bukan hanya berlangsung di daerah pelosok, tapi sudah terang-terangan dan seolah dilindungi oleh kekuatan tertentu. Ia menyayangkan tidak adanya tindakan tegas dari aparat penegak hukum yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga aturan.
“Kami tidak menuduh, tapi menagih tanggung jawab. Jika Kapolda tahu, lalu diam, maka itu lebih berbahaya dari pelaku tambang ilegal itu sendiri,” ucap Rifky.
Baca Juga: Kapolri dan Menteri LH Teken MoU Jaga Lingkungan, Kapolda Gorontalo Disindir Soal Aktivitas PETI
Rifky juga menyoroti potensi kerusakan lingkungan dan konflik sosial yang bisa ditimbulkan akibat praktik tambang ilegal. Menurutnya, hutan-hutan di wilayah Gorontalo terus terkikis, sungai tercemar, dan warga mulai mengalami dampak kesehatan.
“Kalau ini dibiarkan, akan jadi bom waktu. Bukan hanya lingkungan rusak, tapi bisa menimbulkan konflik horisontal antara masyarakat, pemodal, dan aparat,” tegas Rifky.
Rifky mengatakan bahwa pembiaran terhadap PETI justru menciptakan preseden buruk bagi penegakan hukum dan memperkuat persepsi adanya pembiaran sistematis. Terlebih, kegiatan tambang ilegal tersebut diduga terjadi di sejumlah lokasi yang secara terang-terangan beroperasi tanpa hambatan.
“PETI bukan hanya soal tambang ilegal. Ini adalah wajah ketidakadilan, kerakusan, dan pembiaran. Jika dibiarkan, Gorontalo akan menjadi tanah gersang penuh luka,” sambung Rifky.
Baca Juga: Aktivitas PETI Kian Marak, Kenirja Kapolda Gorontalo Dipertanyakan
Ia mendesak Kapolda Gorontalo untuk segera mengambil langkah konkret dengan melakukan penindakan terhadap pelaku PETI tanpa pandang bulu. Penegakan hukum harus berjalan, bukan malah tumpul ke atas dan tajam ke bawah.
“Kami tidak ingin ada stigma bahwa hukum hanya berlaku bagi yang lemah. Jangan sampai publik kehilangan kepercayaan kepada institusi kepolisian karena pembiaran ini,” ucap Rifky.
Ia pun meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan evaluasi kinerja terhadap Irjen Pol R. Eko Prasetyo, terutama menyangkut pengawasan terhadap maraknya aktivitas PETI di Gorontalo yang dianggap mencoreng wajah kepolisian di mata publik.
“Kami juga meminta Kapolri Listyo Sigit agar mengevaluasi kinerja Kapolda Gorontalo yang kami nilai tidak efektif mengawasi maraknya aktivitas PETI di Gorontalo,” tegas Rifky.
“Masyarakat berharap institusi kepolisian, khususnya Kapolri bisa menjawab keresahan ini dengan tindakan nyata, bukan sekadar retorika,” tandas Rifky.
Hingga berita ini diterbitkan, Kontras.id masih berupaya meminta pernyataan resmi dari pihak Polda Gorontalo terkait kritik tersebut.