Example floating
Example floating
DaerahHeadlinePeristiwa

Konser GGC di Bintauna Tuai Kecaman, Dituding Penghinaan Adat dan Budaya Setempat

×

Konser GGC di Bintauna Tuai Kecaman, Dituding Penghinaan Adat dan Budaya Setempat

Sebarkan artikel ini
Ganteng Ganteng Ceria
Hasil tangkapan layar dari video yang beredar diberbagai plafon media sosial yang memperlihatkan para artis berpakaian dan goyangan tak senonoh di hadapan publik saat tampil di Konser GGC di Lapangan Inomasa, Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bomut), Sabtu malam 31 Mei 2025,(foto Istimewa).

Kontras.id, (Bolmut) – Konser musik yang digelar oleh GGC di pasar malam Lapangan Inomasa, Kecamatan Bintauna, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bomut) menuai kecaman keras dari masyarakat setempat, Sabtu malam 31/04/2025.

Acara yang semestinya menjadi hiburan rakyat, justru berubah menjadi tontonan tak senonoh dan melukai hati warga Bintauna, yang dikenal menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan moral.

Pasalnya, tiga artis wanita yang tampil di konser itu dinilai telah mempertontonkan goyangan vulgar dengan menggunakan pakaian minim yang nyaris setengah bugil di atas panggung.

Aksi ini tidak hanya dianggap tak pantas, tapi juga telah mencederai nilai adat dan budaya masyarakat Kecamatan Bintauna, yang sejak lama dikenal sebagai salah satu wilayah dengan kearifan lokal dan tatanan adat yang kuat di Bolaang Mongondow Raya (BMR).

“Ini penghinaan terhadap budaya kami! Kami bukan masyarakat yang bisa dibodohi dengan hiburan murahan seperti itu. Jangan bawa gaya hidup tak beretika ke tanah adat Bintauna!” tegas salah satu tokoh adat kepada Kontras.id.

Ia menilai bahwa penyelenggara, dalam hal ini pihak GGC telah gagal memahami karakter sosial dan budaya masyarakat Bintauna.

“Kalau mau hiburan, silakan. Tapi harus tahu tempat, tahu norma, dan tahu diri. Ini sangat keterlaluan. Tidak hanya melanggar adat, tapi juga bisa merusak generasi muda yang menonton langsung malam itu,” lanjutnya.

Baca Juga: ‘Keranjang Cinta’ di Pasar Malam Lapangan Inomasa Bolmut Nyaris Memakan Korban

Bahkan, rekaman video konser tersebut kini beredar luas di media sosial, dengan mempertontonkan aksi para artis wanita yang meliuk-liuk di atas panggung dengan pakaian ketat dan gerakan tak pantas. Video itu pun telah memicu gelombang protes dari berbagai kalangan, tokoh agama, aktivis pemuda dan para tokoh masyarakat Bintauna.

“Seolah-olah adat dan etika masyarakat sini tidak penting. Kami tidak anti hiburan, tapi kami menolak hiburan yang merusak moral. Ini sangat mencoreng nama baik daerah,” ujar seorang pemuda lokal yang ikut bersuara lewat media sosial.

Banyak orang tua yang merasa kecolongan karena tidak menyangka pertunjukan akan seberani itu. Tekanan dari masyarakat setempat terus menguat, mereka mendesak agar konser semacam ini tidak lagi diberikan izin di wilayah BMR yang menjunjung tinggi nilai adat dan agama.

“Kami akan bawa masalah ini ke ranah hukum dan ke lembaga adat. Ini bukan hal kecil. Ini persoalan harga diri masyarakat Bintauna,” tegas tokoh adat lainnya.

Kejadian ini menjadi pelajaran pahit bahwa penyelenggaraan hiburan publik di daerah yang berlandaskan nilai-nilai adat harus dilakukan dengan penuh pertimbangan dan penghormatan. Jangan sampai demi euforia sesaat, akar budaya dan kehormatan masyarakat diinjak-injak begitu saja.

Kontras.id telah berupaya meminta tanggapan dari penanggungjawab acara GCC sejak Minggu, 01/06/2025 dini hari Pukul 01.00 WITA. Namun hingga berita ditulis pada Pukul 10.20 WITA, pesan awak media ini tak kujung dibalas.

Share :  
Example 120x600