Kontras.id, (Gorontalo) – Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo melaunching aplikasi Sistem Pengendalian Pengeluaran Desa Online Terintegrasi dan Akuntabel (Sepeda Ontel) dan Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pemerintah Desa Berbasis Digital (Smart Desa) dia aula Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) setempat, Selasa 18/07/2023.
Perlu diketahui, aplikasi Sepeda Ontel merupakan inovasi dari Asisten III Setda Kabupaten Gorontalo, Darwan Usman. Sementara, aplikasi Smart Desa adalah hasil inovasi Kepala Dinas (Kadis) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Gorontalo, Zubair Pomalingo.
Bupati Gorontalo kepada Kontras.id mengaku bangga dengan hasil karya ke dua bawahnya tersebut. Kata Nelson, aplikasi Smart Desa dan Sepeda Ontel merupakan inovasi yang sangat baik dalam rangka mempercepat pembangunan daerah.
“Ini juga untuk keselamatan aparat desa agar interaksi keuangan dan kinerja-kerja mereka maupun kepala desa dapat terkontrol dengan baik,” ucap Nelson.
“Bahkan saya selalu ingatkan, bahwa ujung tombak kita itu di desa. Jadi kalau desa berkembang dengan baik, maka Kabupaten Gorontalo juga akan baik,” pungkas Nelson.
Di tempat yang sama, Kadis PMD, Zubair Pomalingo menjelaskan, Smart Desa merupakan sebuah aplikasi yang nantinya akan monitoring dan mengevaluasi kinerja para aparat desa maupun kepala desa. Aplikasi itu, kata Zubair, lahir dari berkeinginannya untuk menyamakan kinerja Pegawai Sipil Negara (PNS) di tingkat kabupaten dengan aparat desa.
“Meski para aparat desa merupakan tenaga kontrak yang dibayar oleh dana desa (DD), tetapi mereka adalah perangkat aparatur pemerintahan. Sehingga saya ingin apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah dapat diterapkan di desa, maka terciptalah Smart Desa,” jelas Zubair.
Zubair mengungkapkan, melalui aplikasi Smart Desa aparat desa dapat melakukan entri secara mandiri terkait kinerja dan fungsi mereka masing-masing.
“Kinerja mereka selama satu bulan akan terlihat dalam aplikasi Smart Desa, apakah tugas dan kinerja mereka telah sesuai dengan indikator-indikator dalam aplikasi tersebut atau tidak. Nah, untuk entri kinerja aparat desa dapat dilakukan melalui laptop atau smartphone,” ungkap Zubair.
“Sosialisasinya akan dilakukan dimasing-masing kantor kecamatan. Seluruh perangkat desa akan kami undang dan kami sosialisasikan tentang inovasi ini,” tandas Zubair.
Sementara itu, Darwan Usman menjelaskan, aplikasi Sepeda Ontel lahir dari berbagai persoalan tentang pengelolaan keuangan desa. Baik itu dana desa (DD), anggaran dana desa (ADD), anggaran yang tidak sesuai peruntukan serta pertanggungjawaban keuangan di desa.
“Pemerintah desa memang telah menggunakan sistim keuangan desa. Namun, penggunaan sistim keuangan desa belum mampu memproteksi berbagai persoalan. Sehingga kami berupaya bagaimana mengintegrasikan sistim keuangan desa dengan sistim yang ada di bank,” jelas Darwan.
Darwan mengatakan, penggunaan aplikasi Sepeda Ontel dapat mempermudah pengelolaan keuangan desa agar terlaksana dengan baik dan benar.
“Semua pengelolaan keuangan yang tidak sesuai secara otomatis akan tertolak dengan sistem terintegrasi tersebut, termasuk tagihan yang belum memenuhi syarat. Bahkan, aplikasi terintegrasi ini bisa mempermudah urusan aparat desa atau bendahara tanpa harus mendatangi bank,” terang Darwan.
“Alhamdulillah, respon pemerintah desa sangat baik, mereka akan menggunakan aplikasi terintegrasi ini. Sejumlah desa pun telah menggunakan aplikasi tersebut, seperti Desa Payunga dan Desa Pilohanya,” tandas Darwan.
Penulis Thoger