Kontras.id, (Gorontalo) – Aktivitas pertambangan tanpa izin (PETI) di Desa Popaya, Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato diduga terus beroperasi. Meski sudah berulang kali ditertibkan oleh pihak kepolisian, tidak membuat para pemain tambangan emas ilegal di wilayah itu jera.
Pantauan Kontras.id, Senin 16/01/2023, terlihat kurang lebih tujuh unit alat berat jenis eksavator berada di lokasi pertambangan, tiga unit diantaranya terlihat sedang beraktivitas. sementara sisanya emat unit sedang diparkir rapi tak jauh dari lokasi.
Menurut sumber Kontras.id, aktivitas pertambangan baru dimulai sejak pekan kemarin. Untuk mengelabui petugas, para penambang diduga melakukan aktivitas di malam hari.
“Yang empat unit terparkir itu sementara istirahat, malamnya kembali beraktivitas. Sedangkan tiga unit itu sebentar lagi mereka berhenti, malamnya lanjut lagi. Begitu setiap harinya,” ungkap sumber tersebut.
“Mereka baru naik pekan kemarin. Beroperasi ini beru dimulai beberapa hari yang lalu sejak diterbitkan bulan kemarin (Desember 2022), jadi belum lama beraktivitas kembali,” sambungnya.
Dilansir dari Mogabay.co.id, menurut warga sekitar, dampak dari aktivitas pertambangan tersebut aliran sungai Tihu’o yang ada di wilayah itu rusak parah. Bahkan, air sungai mulai tercemar.
Tak hanya itu, hasil identifikasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pohuwato pada awal tahun 2022, kerusakan lingkungan akibat dari aktivitas tambang ilegal tersebut sekitar 90% sawah sekitar tercemar limbah pertambangan berupa sedimentasi dan berdampak buruk terhadap produktivitas pertanian.
Hingga berita ini terbit, Kontras.id masih berupaya meminta tanggapan dari pemerintah setempat.
Penulis : Tim
