Kontras.id (Pohuwato) – Miris, seorang wanita yang menduduki jabatan politik di Kabupaten Pohuwato diduga menjalin hubungan gelap bersama sopir pribadinya. Hal ini pun menjadi perbincangan di beberapa kalangan masyarakat.
Informasi yang dihimpun, hubungan oknum pejabat, sebut saja Mawar (samaran, red), dengan sang driver ini sudah sejak lama mengundang kecurigaan sejumlah pihak. Dan puncaknya, beredar pesan suara berisi percakapan keduanya saat bertengkar layaknya sepasang kekasih yang sedang ribut.
Ironisnya, percakapan itu tak sengaja direkam sendiri oleh Mawar dan terkirim ke sebuah grup diskusi publik di aplikasi Whatsapp. Tak selang lama, pesan suara itu pun langsung dihapus sendiri oleh Mawar.
Nasi sudah jadi bubur. Meskipun sudah dihapus, rekaman pesan suara itu sudah terlanjur beredar luas dan menjadi konsumsi publik. Hal ini pun mengundang tanda tanya besar.
Pasalnya, dari isi rekaman berdurasi satu menit lima belas detik itu terdengar jelas suara yang diduga kuat adalah suara Mawar dan sopir pribadinya. Terdengar Mawar sedang berusaha membujuk sang sopir yang sedang marah. Si sopir pribadi itu pun tanpa segan membentak-bentak Mawar yang notabene adalah seorang pejabat publik itu, yang tidak lain juga adalah bosnya sendiri.
Hal ini semakin memperkuat kecurigaan publik tentang adanya hubungan spesial Mawar dan sopir pribadinya. Sering kali bersama-sama dalam berbagai kesempatan pada kegiatan politik maupun kegiatan pemerintahan diduga menjadikan hubungan keduanya makin kuat.
Dari hubungan yang awalnya hanya sebagai bos dan anak buah, berubah menjadi hubungan saling memiliki satu sama lain. Kendati keduanya masing-masing sudah berkeluarga. Dan dari segi usia, nampak sang driver jauh lebih muda dari Mawar.
Di beberapa momen, keduanya selalu bersama dan bahkan memperlihatkan gestur yang tak lazim. Keduanya juga pernah melakukan perjalanan dinas ke luar daerah hanya berdua saja, tanpa mengikutsertakan ajudan yang harusnya juga ikut mendampingi Mawar.
Menanggapi persoalan tersebut, salah satu masyarakat Pohuwato yang diwawancarai awak media ini mengaku tidak menyangka dengan hal ini. “Dia itu menduduki jabatan strategis dan terhormat di daerah ini harusnya bisa menjaga sikap dan menjadi panutan. Apalagi dia seorang wanita. Ini sangat memalukan daerah,” ujarnya.
Ia meminta agar hal ini bisa diseriusi oleh Pemerintah Daerah sebelum terjadi hal-hal yang lebih buruk lagi. “Pemangku kepentingan di daerah harus segera mengambiI sikap. Ini sudah mencuat di masyarakat. Kalau memang mereka ada hubungan spesial, maka oknum pejabat itu harus mundur dari jabatannya. Dari pada bikin malu daerah,” pungkasnya.
Penulis : Tim Kontras.id