Kontras.id, (Gorontalo) – Warga Desa Owalanga, Kecamatan Bongomeme mengaku tidak yakin, jika janji Kepala Dinas PU-PR Kabupaten Gorontalo, Romy Sjahrain bahwa perbaikan jalan di wilayah itu akan diusulkan pada perencanaan tahun anggaran 2023 nanti bakal terealisasi.
Hal ini ditegaskan oleh Ulvarien Ismail (22), warga Desa Owalanga yang saat ini sedang menimba ilmu di IAIN Gorontalo. Ulvarien mengatakan, alasannya tidak yakin dengan penyampaian Kadis PU-PR itu karena mereka sudah sering menelan janji-janji pahit dari pemerintah daerah terkait perbaikan akses jalan tersebut.
“Katanya akan diusulkan pada perencanaan tahun 2023, kami tidak yakin. Kami masyarakat Owalanga sudah banyak kali menelan janji pahit dari pemerintah daerah. Mereka sudah berulang kali berjanji akan diusulkan, tapi sampai dengan saat ini janji itu tidak ada realisasi,” tegas Ulvarien, Senin 28/03/2022.
Baca Juga : Dinilai Hanya Banyak Umbar Janji, Warga Sebut Pemerintahan Nelson Dua Kali Lebih Menyiksa
Baca Juga : Terkait Janji Nelson di Owalanga, PU-PR : Anggaran Terbatas, Bertahap Kita Selesaikan
Ulvarien mengku kecewa dengan penyampaian Kadis PU-PR yang seolah-olah menganggap, bahwa jalan di Desa Owalanga tidak masuk skala prioritas. Padahal kata Ulvarien, kubangan yang ada di jalan itu sudah seperti sumur tanah.
“Jadi pertanyaan saya, skala prioritas itu seperti apa? Apakah seperti pekerjaan jalan di bundaran air mancur arah Kayumerah yang masih layak digunakan kembali diaspal? yang begitu dibilang prioritas?” tanya wanita yang sering disapa Ulva.
“Masa yang ada di desa kami kondisinya sudah sangat memprihatikan belum dianggap skala prioritas. Atau Desa Owalanga bukan lagi Kabupaten Gorontalo?” Ulva kembali bertanya.
Baca Juga : Soal Curhatan Warga Owalanga, Jayusdi : Pemerintah Tetap Konsisten Dengan Janji, Tapi…
Baca Juga : Netizen Tanggapi Curhatan Warga Owalanga Soal Janji Bupati Gorontalo
Menurut Ulva, pemerintah daerah seharusnya memahami bahwa akses jalan di Owalanga sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sebab, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses masyarakat yang 95 persen adalah petani dan 5 persennya pedagang.
“Bahkan ada pedagang memilih tidak berjualan lagi karena akses jalan rusak. Setiap barang yang diangkut ke pasar, belum sampai barang itu sudah rusak sehingga tidak bisa dijual. Tidak ada jalan lain, itu satu-satunya akses kami untuk beraktivitas,” kata Ulva.
Dirinya menyampaikan, pihaknya merasa prihatin dengan kondisi pemerintah desa yang jadi bulan-bulanan oleh masyarakat. Pasalnya masyarakat menganggap, pemerintah desa tidak mampu memperjuangkan perbaikan jalan itu. Padahal, mereka sudah berupaya mengusulkan, tapi tidak mendapatkan restu yang baik dari pemerintah daerah.
“Kami pemuda dan masyarakat berharap, agar janji-janji yang sudah pernah dilontarkan segera direalisasikan. Jangan pernah berjanji kalau tidak mampu menepati. Kami pemuda di Desa Owalanga tidak percaya lagi, dengan janji-janji yang akan disampaikan oleh pemerintah jika mencalonkan diri nantinya,” tandas Ulva.
Penulis : Thoger