Kontras.id, (Gorontalo) – Husain Ui diaktifkan kembali sebagai Kepala Dinas Sosial (Kadinsos), Ketua Fraksi Golkar Iskandar Mangopa menyindir Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo.
Iskandar mengatakan, pemecatan Husain Ui dari Kadinsos oleh Bupati Gorontalo mirip peluru yang nyasar dan tidak tepat sasaran. Pasalnya setelah dipecat, tak berselang lama diangkat kembali.
“Saya tidak tahu apakah keputusan (pemecatan) salah tembak atau pelurunya yang nyasar,” kata Iskandar saat rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi gabungan DPRD bersama Badan Kepegawaian Daerah (BKD-Diklat) di ruang rapat paripurna DPRD, Selasa 11/1/2022 kemarin.
“Banyak yang bertanya kepada saya soal pemecatan dan pengangkatan ulang Kadinsos ini. Namun jawaban saya sangat singkat, ah itu biasa terjadi. Contohnya Kepala Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) yang pernah dipecat di tempat, tapi kembali menjabat lagi. Menurut saya seorang pemimpin itu harus konsisten dengan keputusannya,” sambung Iskandar.
Iskandar menyampaikan, bila mengutip pernyataan pejabat BKD-Dilkat yang menyebut bahwa terdapat kesalahan komunikasi dilakukan oleh Bupati Gorontalo dalam melakukan pemberhentian sementara kepada Kadinsos.
“Bahwa ada kesalahan yang dilakukan bupati kepada Kadinsos, yakni kesalahan komunikasi. Padahal dalam negara ini semuanya sudah diatur, tidak boleh sembarangan memecat orang. Pemimpin itu adalah simbol dan panutan atau contoh,” tegas Iskandar.
Meski begitu kata Iskandar, masyarakat Kabupaten Gorontalo patut berbangga diri karena memiliki pemimpin yang bergelar guru besar atau profesor. Pasalnya, hanya sedikit kepala daerah di Indonesia bergelar profesor.
“Kebanggaan kita hari ini adalah tidak ada daerah lain yang dipimpin oleh seorang profesor, tatapi sayang masih emosian,” tutur Iskandar.
Tak hanya itu, Iskandar juga mempertanyakan tentang pengisian jabatan Kadinsos yang tidak melalui proses job bidding. Pasalnya kata Iskandar, pejabat yang diangkat kembali sebagai Kadinsos sering melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas pemerintahan.
“Kasian orang-orang hebat yang telah mengikuti job bidding. Mereka sudah menjaga tutur kata dan meningkatkan loyalitas, namun tumbang dengan orang-orang yang tidak serius bekerja. Tentu hal ini menjadi preseden buruk bagi pemerintah daerah,” tandas Iskandar.
Penulis : Thoger