Kontras.id, (Gorontalo) – Prof. Sarson W. Pomalato kembali memberikan tanggapan menohok soal rencana Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang akan dialihkan dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTNBLU) ke Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Menurut Sarson, sebelum UNG dialihkan menjadi PTNBH, maka PTNBLU harus dibenahi dan diperkuat terlebih dahulu.
“Coba benahi dulu dan perkuat BLUD. Setelah itu, mungkin tahun depan atau Reaktor ke depan yang bisa mentransformasi dari BLU ke PTNBH. Jangan dulu tergesa-gesa,” ucap Sarson kepada Kontras.id via telepon belum lama ini.
Sarson mengaku khawatir, jangan sampai alih status UNG yang saat ini diupayakan akan sama dengan pengalihan status dari PTN-Satker (Perguruan Tinggi Negeri sebagai Satuan Kerja Kementerian) ke PTNBLU. Pasalnya, kata Sarson, saat itu banyak yang menjadi korban atas kebijakan tersebut.
“Saat akan diubah dari Satker ke BLU, itu banyak yang berdarah (korban). Kami itu dijanjikan remunerasi sampai 25 juta, sekarang (setelah jadi PTNBLU) hanya 30 persen saja jadi masalah,” imbuh Guru Besar di UNG ini.
“Jika ingin tranformasi, saya saran diaudit dulu BLU. Berapa dana yang didapat, dikeluarkan dan dana itu diapakan?” sambung Sarson.
Selain itu, Sarson juga mempertanyakan soal kebijakan Rektor yang telah mengangkat Sekertaris Universitas. Menurut ahli matematik ini, sekertaris universitas itu hanya ada di kampus yang telah berstatus PTNBH.
“Sekarang rektor itu banyak mengangkat staf ahli. Untuk apa staf ahli di UNG? Rektor itu hanya jabatan tambahan, bukan jabatan seperti yang ada di Satker pemerintah provinsi yang membutuhkan tenaga staf ahli,” kata Sarson.
“Berikut, sudah mengangkat sekertaris universitas. Dalam kontruksi BLU tidak ada sekertaris universitas, kecuali kalau sudah PTNBH. Maka sebenarnya siapa yang ingin PTNBH ini, apakah dosan atau pimpinan (Rektor)?” terang Sarson.
Menurut Sarson, perubahan status sebuah kampus dari PTNBLU ke PTNBH hanya akan menguntungkan pimpinan bukan mahasiswa atau dosen.
“Jika kita membaca keuntungan (alih status), lebih banyak keuntungannya itu kalau jadi pimpinan. Bukan pimpinan yang sekarang, tapi siapapun yang nantinya jadi pimpinan. Oleh sebab itu boleh (alih status), tapi audit dulu BLU,” tandas Sarson.
Hingga berita terbit, Kontras.id masih berupaya meminta tanggapan Rektorat UNG, Edwart Wolok.
Penulis Thoger